Analisis Kesehatan Biopsikososial dan Lingkungan Fisik dengan Harga Diri Remaja Usia Dini (Generasi Z) SMP Plus Y di Lenteng Agung, Jakarta

Penulis

  • Eka Rokhmiati Wahyu Purnamasari Program Studi Sarjana Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia Maju
  • Desy Sulistiyorini Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia Maju

DOI:

https://doi.org/10.70304/jmsi.v4i02.100

Abstrak

Remaja yang memasuki masa pubertas pada usia sekitar 13 tahun atau yang sedang menempuh pendidikan di jenjang sekolah menengah pertama merupakan individu yang sedang berada dalam tahap pencarian identitas diri. Pada usia ini, remaja sangat rentan terhadap berbagai perubahan, sehingga kondisi kesehatan biopsikososial dan lingkungan fisik dapat memengaruhi pembentukan harga diri mereka.

 

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kesehatan biopsikososial dan lingkungan fisik terhadap harga diri remaja usia dini. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1–15 Mei 2025, menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Jumlah responden sebanyak 82 siswa, yang berasal dari SMP Y Plus, Lenteng Agung, Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kesehatan biopsikososial yang mendukung ditemukan pada 74 responden (90,2%) dan dalam kategori baik pada 8 responden (9,8%). Lingkungan fisik yang mendukung ditemukan pada 79 responden (96,3%) dan cukup mendukung pada 3 responden (3,7%). Sementara itu, harga diri tergolong baik pada 75 responden (91,5%) dan cenderung stabil pada 7 responden (8,5%). Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kesehatan biopsikososial dan harga diri remaja, dengan nilai p sebesar 0,01 dan odds ratio sebesar 12,33. Sebaliknya, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara lingkungan fisik dan harga diri remaja (nilai p = 0,762). Hasil ini menunjukkan bahwa kesehatan biopsikososial berperan penting dalam pembentukan harga diri remaja. Ketika kondisi biopsikososial mendukung, remaja memiliki peluang 12 kali lebih besar untuk memiliki harga diri yang baik. Sementara itu, lingkungan fisik tidak secara langsung memengaruhi harga diri; namun, remaja dengan harga diri yang baik cenderung memandang lingkungan sebagai tantangan yang dapat mendorong terbentuknya strategi koping yang adaptif. Kesimpulannya, perkembangan harga diri pada remaja merupakan proses yang berlangsung secara berkelanjutan hingga memasuki usia dewasa. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan kesehatan biopsikososial secara konsisten sangat diperlukan. Selain itu, modifikasi lingkungan fisik juga dapat meningkatkan motivasi remaja untuk terus mengembangkan harga dirinya.

Diterbitkan

2025-07-22

Cara Mengutip

Purnamasari, E. R. W., & Sulistiyorini, D. (2025). Analisis Kesehatan Biopsikososial dan Lingkungan Fisik dengan Harga Diri Remaja Usia Dini (Generasi Z) SMP Plus Y di Lenteng Agung, Jakarta. Jurnal Masyarakat Sehat Indonesia, 4(02), 103–108. https://doi.org/10.70304/jmsi.v4i02.100